
Paguyuban Jawa Tengah (PJT) atau Perkumpulan Perantauan Jawa Tengah, sebagai wadah Paguyuban dan Komunitas Perantau asal Jawa Tengah dari 35 Kabupaten/Kota yang berada di Jakarta dan sekitarnya, kini terus berupaya melakukan terobosan dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) warga perantauan mulai dari Pedagang, Tukang, Pengusaha Mikro, Kecil, Mengangah hingga pejabat Negara, secara resmi melakuka kerjasama dengan Universitas Krisnadwipayana (UNKRIS) Jakarta.
Ketua Paguyuban Jawa Tengah, KRT Drs. H Leles Sudarmanto, MM, MBA disela acara tersebut menegaskan, bahwa Kerjasama ini sebagai awal bersama-sama berkolaborasi untuk kepentingan masyarakat, baik dalam meningkatkan SDM warga perantauan, membangun Kewirausahaan hingga melestarikan dan mengembangkan Seni Budaya Tradisi masyarakat, PJT berkomitmen dalam memperkokoh kesatuan dan solidaritas warga Jawa Tengah di seluruh Indonesia.
Untuk itulah PJT mendorong partisipasi nyata seluruh potensi sumber daya paguyuban dalam rangka menjaga ekstensi dan peran partisipan, sebagai aset Provinsi Jawa Tengah khususnya, dan rakyat nasional pada umumnya. Sehingga perlu tindakan nyata dalam meningkatkan kesejahteraan dan kepercayaan warga Jawa Tengah di tengah persaingan Global, serta ikut menciptakan iklim kondisi di Provinsi Jawa Tengah.
Untuk itulah melalui Penandatanganan Nota Kesepahaman ini diharapkan dapat bersama-sama meningkatkan kualitas SDM, khususnya kalangan Generasi Muda, untuk kemajuan warga perantauan Jawa Tengah di Jabodetabek maupun yang ada di Jateng, untuk menjawab tantangan pembangunan bangsa kedepan.
Disamping itu melalui kolaborasi antara Perkumpulan Perantauan Jawa Tengah yang anggotanya 7 juta lebih, dengan Perguruan Tinggi UNKRIS, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan warga perantau Jawa Tengah dengan meraih peluang usaha, dengan pelatihan kewirausahaan, perijinan sesuai dengan potensi lokal masing-masing daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, sehingga kedepan pengusaha Mikro, kecil dan Menengah harus naik kelas, bahkan bisa meningkat menjadi Pengusaha Nasional yang mampu bersaing dalam persaingan global saat ini.
Dan dengan masih minimnya kesempatan pemuda perantau Jawa Tengah yang belum berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi, diharapkan ada beasiswa-beasiswa untuk kuliah di UNKRIS, dan Paguyuban Jawa Tengah juga siap memfasilitasi jika Yayasan serta Universitas Krisnadwipayana ingin mengembangkan kampusnya di Jawa Tengah, jadi dengan MoU ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi Warga Perantauan Jawa Tengah serta UNKRIS itu sendiri, papar KRT Leles Sudarmanto.
Sementara Rektor Universitas Krisnadwipayana, Dr. Ir Ayub Muktiono M.SIP, CIQaR didampingi seluruh Wakil Rektor UNKRIS, mengaku menyambut baik Kerjasama ini, karena UNKRIS Menjunjung tinggi nilai-nilai Kearifan Lokal dan Merawat nilai-nilai luhur serta menyebarkan nilai-nilai Kebangsaan, dimana Jawa Tengah banyak memiliki kearifan lokal yang harus kita rawat bersama.
Sehingga Sinergi ini sangat tepat untuk bersama mewarat dan melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang ada, untuk membangun kepribadian dan jatidiri bangsa Indonesia, sehingga kedepan diharapkan makin banyak kegiatan bersama, termasuk melakukan penelitian dan kajian akademi dalam membangun Daerah, khususnya di Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah, dan memberikan manfaat bagi masyarakat banyak, mari kita berikrat untuk kerja keras menjadikan kebaikan bagi kita, masyarakat, bangsa dan negara, tegas Dr Ayub Muktiono.
Sementara Ketua Pengurus Yayasan UNKRIS, Amir Karyatin, juga mengapresiasi kerjasama antara Paguyuban Jawa Tengah dengan UNKRIS, menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kedua lembaga ini, sebagai ketua yayasan kami menyambut baik kerjasama ini, apalagi para perantauan banyak yang sukses menjadi pengusaha, dan kerjasama ini akan membawa manfaat dalam meningkatkan SDM warga perantauan, karena memang banyak pengusaha sukses namun tingkat pendidikannya masih rendah dan perlu di poles sehingga diharapkan kedepan dapat naik kelas, UNKRIS akan memberikan peluang bagi para pengusaha untuk belajar namun tetap bekerja atau berusaha, ungkapnya.
Ir. Frahma Alamiarso dalam kesempatan tersebut juga menjelaskan, bahwa sebagaimana aturan pemerintah, bahwa saat ini tidak boleh lagi menggunakan nama Paguyuban dan harus mengganti Perkumpulan, maka Paguyuban Jawa Tengah akan diganti nama menjadi Perkumpulan Perantauan Jawa Tengah, karena didalamnya adalah perantau dari 35 Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah, sehingga nantinya bukan saja terbentuk kepengurusannya di Jabodetabek, namun akan dibentuk di seluruh Provinsi, bahkan di Perwakilan di Luar Negeri.
Program yang akan kita kerjasamakan kedepan adalah program Vokasi dan pengembangan UKM, terkait dengan perijinan, training dan edukasi, serta Beasiswa, kita berharap kerjasama ini bisa membangun beasiswa buat anak-anak tukang bakso, tukang bangunan, dan warga perantauan yang secara ekonomi kurang beruntung.
Demikian juga program pembangunan daerah, khususnya meningkatan pendapatan ekonomi daerah, dimana PJT telah bekerjasama dengan Pemda Jawa Tengah untuk memberikan pembinaan dengan Seminar untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan mengundang Sekda dan Kepala Bapeda Kabupaten/Kota Se-Jawa Tengah, sehingga kerjasama dengan Akademisi ini kedepan akan lebih baik lagi, ungkap Ir Frahma Alamiarso (Pry/Nrl).