
Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur menggandeng berbagai pihak, termasuk Universitas Krisnadwipayana (Unkris) guna mewujudkan Kecamatan Pasar Rebo sebagai Kampung Sejuta Anggrek.
Penandatanganan kerja sama dilakukan antara Camat Pasar Rebo Mujiono dan Rektor Unkris Ayub Muktiono pada Jumat, 29 Juli 2022.
Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unkris Susetya Herawati menjelaskan MoU ini nantinya akan dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan kepada masyarakat Pasar Rebo terutama para petani anggrek.
“Kegiatan ini tidak hanya melibatkan Fakultas Teknik sebagai inisiatornya, tetapi juga tiga fakultas yang ada di Unkris baik Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Administrasi maupun Fakultas Ekonomi,” jelas Herawati, didampingi Ketua Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik Sutaryo.
Saat ini, jelas Sutaryo, Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknik Unkris telah mengirimkan 10 dari 20 mahasiswa sesuai permintaan dari Camat Pasar Rebo guna percepatan terhadap perwujudan program "Kampung Sejuta Anggrek" di bidang teknologi informasi. "Ke-10 mahasiswa Prodi Teknik Informatika tersebut mendapatkan pendampingan dari dosen senior Unkris Herry Wahyono yang mengawal kegiatan pengabdian masyarakat sekaligus Praktek Kerja Lapangan (PKL) sejak Senin 25 Juli 2022 selama sebulan kedepan," jelasnya. Praktek Kerja Lapangan dengan 10 mahasiswa dari Prodi Teknik Informatika tersebut terbagi dalam dua kelompok yang setiap hari selama jam kerja berada ruangan lantai satu kantor kecamatan dengan berbagai tugas yang langsung mendapatkan arahan dari Camat beserta para Kasubbag guna mendukung program Kampung Sejuta Anggrek.
“Tim pertama tugasnya adalah membuat website Kecamatan Pasar Rebo, dan membuat aplikasi Pengumpulan Data Dasar Sarana Olahraga di Kecamatan Pasar Rebo," jelas Herry Wahyono, Sekprodi Teknik Informatika.
"Sedang kelompok kedua bertugas membuat aplikasi Pengumpulan Data Dasar Anggrek yang ada di Kecamatan Pasar Rebo, dan aplikasi Pengumpulan Data Dasar Kelompok Tani yang ada di Kecamatan Pasar Rebo,” tambahnya. Beberapa luaran dari kegiatan PKL mahasiswa Teknik Informatika mencakup pembuatan website Kecamatan Pasar Rebo, pembuatan Aplikasi Kepegawaian, pembuatan Profile Kecamatan dan pembuatan Aplikasi Ketersediaan Anggrek di setiap RW.
Selain Teknik informatika, Program Studi Teknik Arsitek, Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Program Studi Teknik Sipil dalam waktu dekat akan bergabung guna mendukung program Kampung Sejuta Anggrek. Untuk Fakultas Ekonomi, akan lebih fokus pada pendampingan lembaga koperasi milik warga. Dosen dan mahasiswa Unkris akan melakukan pembinaan tentang program kewirausahan, keuangan dan pemasaran.
“Fakultas Ekonomi pada intinya menyambut baik program FT khususnya untuk mendukung program kewirausahaan dan pemasaran Kampung Sejuta Anggrek,” tukas Herawati. Kemudian untuk Fakultas Ilmu Administrasi, hingga kini masih mempelajari program yang bisa dilakukan untuk mendukung Kampung Sejuta Anggrek. “Dari FIA nanti akan fokus pada kebijakan publik dan bisnis untuk desa,” sambungnya.
Sedang keterlibatan Fakultas Hukum, lanjut Herawati dinilai penting untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat terkait bisnis. Tim dari Unkris akan memberikan pendampingan dan memberikan edukasi tentang hukum bisnis. Herawati berharap dengan menerjunkan dosen dan mahasiswa Unkris ke Pasar Rebo, dapat membantu kecamatan Pasar Rebo mempercepat realisasi Kampung Sejuta Anggrek.
Nantinya anggrek diharapkan dapat menjadi ikon kecamatan Pasar Rebo seperti halnya Malang dengan buah apelnya, atau Bandung dengan aneka bunganya. “Dengan menjadi Kampung Sejuta Anggrek, maka setiap warga memiliki tanaman anggrek yang diharapkan dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tambah Herawati. Ia berharap terjunnya mahasiswa dan dosen Unkris, akan mampu tidak saja sebagai pembimbing dan pendamping dari sisi knowlegde tetapi juga membuat kemitraan bersama kolega menjadi pasar bagi desa binaan. Rencananya, Agustus mendatang pihak Unkris akan mengundang camat dan jajarannya guna membahas kelanjutan dari program pendampingan tersebut.